Alasan Mengapa Proyek Situs Web Gagal - Isky Blog - The Latest Information And Media Sharing
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Alasan Mengapa Proyek Situs Web Gagal

Jika proyek itu dikodekan dengan tidak benar, maka cukup sering Anda harus membuangnya dan memulai kembali. Biaya untuk memperbaiki semua masalah ini dapat menjadi signifikan.

Berikut ialah beberapa yang paling umum yang menyebabkan tidak sedikit proyek web gagal.


Definisi Ruang Lingkup & Persyaratan Tidak Jelas


Setiap orang sangat ingin segera pergi, tetapi mereka tidak berpikir tentang bagaimana semua itu akan bekerja dan apa yang terjadi di bawah skenario yang berbeda.

Ini terutama terjadi ketika perusahaan menempatkan bisnis online mereka untuk pertama kalinya. Sebagian besar client berpikir mereka tahu apa yang mereka inginkan, tetapi iblis ada dalam detailnya. Saya berani bertaruh bahwa Anda telah bertemu dengan sejumlah besar client yang ketika ditekan untuk merinci proses mereka, belum memikirkan semua konsekuensi.

Pastikan Anda menjalani latihan perencanaan mendetail sebelum Anda mulai membangun website untuk client.

Kurangnya Stakeholder


Manajemen mengharapkan situs web baru untuk mengisi tujuan perusahaan. Maka manajemen tidak menyediakan waktu guna terlibat saat keputusan kunci sedang dibuat. Masalah besar bisa muncul saat manajemen menguji versi Beta dan mengejar bahwa tersebut bukan yang tadinya mereka inginkan. Perubahan dapat sangat mahal dalam masa-masa dan duit jika diciptakan di akhir proyek, bukan di awal.

Merancang Situs Web Tanpa Tujuan atau Fungsi


Anda barangkali telah melihat sejumlah desain yang estetis untuk proyek-proyek baru yang tidak bisa dibangun atau terlampau mahal guna dibangun. Sebaiknya wireframe semua faedah dengan mempertimbangkan platform yang Anda pakai sebelum desain selesai.

Kemudian mintalah kesebelasan pengembangan bekerja dengan perancang, sampai-sampai bersama-sama mereka menghasilkan sesuatu yang estetis dan fungsional. Jika tidak, kita bisa selesai dengan website Frankenstein yang tidak.

Not Using Version Control


tak terbayangkan untuk membangun situs web baru tanpa semacam sistem kontrol kode sumber. Ketika developer membuat, mendukung, dan memodernisasi file kode sumber untuk software besar, koordinasi bisa menjadi rumit.

Sistem kontrol sumber menulis semua evolusi file, dengan komentar, dalam suatu proyek. Anda mesti memiliki keterampilan untuk membalikkan fungsionalitas, menggabungkan kerja bareng dan bekerja offline. Kontrol kode sumber yang tepat sangat urgen untuk proyek apa pun.

Kurangnya Manajemen Proyek Yang Baik


Project Manager (PM) ialah Quarterback. PM bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian, dan penutupan proyek yang sukses.

PM butuh memahami keperluan client dan menyerahkan komunikasi untuk dan dari semua Developer. Tanpa PM yang mahir, proyek akan terbit jalur dan menjadi kereta api yang melarikan diri yang selesai dengan bencana. Seorang PM yang baik bakal mempublikasikan laporan peradaban mingguan yang mengawal semuanya di jalurnya.

Hacking Core or Source Code


Ketika Developer yang tidak memenuhi syarat tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu, mereka cenderung meretas kode di situs web untuk membuatnya berfungsi. Ini menyebabkan sejumlah masalah dan sangat mempengaruhi kualitas. Jika Developer memperbaiki satu masalah dan masalah lainnya muncul, itu mungkin hasil dari banyak peretasan.

Melakukannya akan nyaris tidak memungkinkan guna pembaruan situs sebab keamanan dan perbaikan bug. Ini pun menyulitkan mereka yang datang lantas untuk merawat situs dan barangkali dapat meninggalkan website yang rentan terhadap eksploitasi.

Scope Creep


Tugas utama PM yang baik ialah menjaga semuanya di jalur. Itu wajar saat Anda menjalani pengembangan, guna menghasilkan ide-ide baru dan hal-hal yang kita inginkan. Anda butuh menyadari bahwa masing-masing kali Anda menciptakan perubahan, tersebut semua meningkatkan waktu dan ongkos proyek.

Jika website web diciptakan dan diuji, Anda mesti menguji ulang sesudah perubahan. Beberapa evolusi bermanfaat, terutama andai mereka menciptakan situs web lebih baik untuk pemakai. Tetapi tidak sedikit ketidaktegasan dan evolusi dapat menggagalkan suatu proyek. Lingkup Creep terjadi saat pengambil keputusan tidak tercebur sejak mula atau proyek tidak melewati perencanaan yang tepat.

Lack of Cohesive Quality Assurance


Semua proyek mempunyai bug, jadi lebih baik untuk mengejar masalah terlebih dahulu daripada pemakai. Sisihkan 20% sampai 25% masa-masa pengembangan untuk mengerjakan QA yang tepat. Pastikan terdapat Rencana QA yang komprehensif, andai tidak Anda dapat mendapatkan website web yang memiliki tidak sedikit masalah.

Developer mesti memikirkan kualitas dari hari kesatu dan bertanggung jawab untuk membetulkan masalah mereka. Jika tidak, semuanya dapat menjadi paling kacau.
Kiraky
Kiraky Kiraky adalah penulis utama dari blog ini yang sudah aktif dalam menulis di blog sejak 2008 dan suka membuat artikel tentang informasi, tips, dan trick.