Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menjadi Pemimpin Yang Baik


Ingin jadi pemimpin yang baik? Berhentilah banyak bicara dan mulailah tingkatkan kemampuan mendengarkan.
Sebagai pemimpin, kamu perlu melatih dirimu seni mendengarkan, agar tim kamu nyaman bekerja dan bisa memberikan kinerja terbaiknya. Dalam sebuah tempat kerja, tentu berisi oleh orang-orang yang beragam. Mereka memiliki pengalaman, ide, kepercayaan, hingga sisi positif dan negatif yang berbeda-beda. Manajer yang baik mendapatkan kemampuan terbaik dari timnya dengan cara memotivasi mereka, menginspirasi dan mendorong mereka untuk bereksplorasi dan tumbuh.
Tapi, ada satu hal yang menjadi kunci penting yang dapat membantu orang-orang untuk mengeluarkan potensi terbaik mereka: kemampuan mendengarkan. Berikut ini empat trik untuk menjadi pendengar yang baik.
1. Menjadi orang yang terbuka
Pastikan anggota tim bisa menghampirimu langsung untuk mengobrol denganmu. Biarkan mereka membicarakan apa pun, tidak hanya ide, tapi juga kekhawatiran dan kecemasan mereka. Biarkan mereka duduk di sebelahmu untuk berdiskusi. Berbicara tanpa sekat akan membuat orang merasa lebih nyaman karena membuat percakapan kurang formal. Abaikan gangguan apa pun dari ponsel maupun email untuk memberi kesan bahwa kamu berdiskusi dengan serius.
2. Ajukan pertanyaan secara langsung
Mencoba membahas masalah melalui email dapat menyebabkan salah tafsir dan kebingungan. Sebisa mungkin pilih bicara tatap muka dibanding membalas email. Pendekatan secara pribadi menunjukkan bahwa kamu tertarik pada pendapat tim kamu. Mengajukan pertanyaan terbuka akan mendorong kamu ke inti diskusi yang membuat percakapan menjadi lebih bermakna.
Tanyakan pertanyaan seperti, “Saya perhatikan kamu tampak frustasi akhir-akhir ini, bagaimana kita bisa menggunakan keahlian kamu untuk meningkatkan berbagai hal?” atau “Saya ingin mendengar pendapat kamu mengenai tantangan yang hadir berlakangan ini, menurutmu bagaimana kita dapat mengatasinya?” Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya membutuhkan pemikiran lebih dan bukan hanya satu kata sederhana.
Menjaga kontak mata menunjukkan bahwa kamu fokus pada percakapan. Ini membuat kamu menjadi lebih menyimak apa yang kamu dengarkan. Jangan paksakan pendapatmu sendiri pada percakapan tersebut. Berusahalah untuk tidak menghakimi dan mendengarkan semua pendapat tim kamu, meskipun kamu tidak setuju dengan mereka.
3. Membaca isyarat non verbal
Isyarat non verbal juga bisa berbicara banyak, kamu harus mewaspadainya. Jika kepribadian seseorang berubah dna bahasa tubuhnya berubah, duduklah bersama orang tersebut dan bicarakan tentang hal tersebut. Biarkan mereka tahu bahw kamu memperhatikannya dan kamu bersedia membantunya.
Mendiskusikan apa yang ada di pikiran mereka lebih cepat lebih baik. Karena ini bisa mengurangi kemungkinan berkembanganya masalah kecil menjadi besar. Ini juga menunjukkan empati jika masalah yang mereka hadapi adalah masalah keluarga dan akan membantu membangun kepercayaaan dan rasa hormat dalam hubungan kerja kamu.
4. Jadilah proaktif dan mencari pendapat
Luangkan waktumu untuk secara proaktif mencari tahu apa pendapat anggota tim kamu tentang bisnismu dan peran mereka di dalamnya. Diskusikan apa yang bisa ditingkatkan dari pekerjaan mereka. Jika kamu belajar dari keahlian dan pengalaman mereka, kamu bisa mendapatkan kesetiaan mereka.
Terlalu banyak ide hebat tidak muncul dan terlihat, karena para staf bisa saja berpikir bahwa tidak ada yang mendengarkan mereka. Investasikan waktu dan energi untuk mendengarkan, dan kamu akan mendapatkan hasil yang tidak terduga. (AR)